Jakarta, Aktual.co —  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat 30 poin menjadi Rp12.185 dibanding posisi sebelumnya Rp12.215 per dolar AS.

“Kembali menguatnya mayoritas mata uang di kawasan Asia menjadi salah satu pendorong bagi rupiah kembali ke area positif,” kata Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu (12/11).

Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri juga cukup kondusif menyusul suasana politik di dalam negeri yang tidak lagi relatif panas. Kondisi itu menjadi salah satu faktor bagi investor di pasar uang dalam negeri kembali masuk ke rupiah.

Kendati demikian, menurut dia, kenaikan mata uang rupiah terhadap dolar AS itu cenderung bersifat spekulatif menyusul kondisi fundamental ekonomi domestik yang belum pasti seiring dengan pelaku pasar yang menunggu kebijakan pemerintah mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Fundamental ekonomi Indonesia masih menunggu kepastian kenaikan BBM, setelah itu kebijakan dari Bank Indonesia terkait tingkat suku bunga acuan (BI rate),” katanya.

Menurut dia, beberapa agenda yang akan dilakukan pemerintah ke depannya salah satunya mengenai infrastruktur juga masih dinanti pelaku pasar.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa faktor teknikal menjadi salah satu pemicu rupiah kembali ke area positif setelah pada perdagangan kemarin (Selasa, 11/11) mengalami depresiasi.

“Mata uang rupiah bertahap kembali menguat meski masih dalam kisaran yang sempit,” kata di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.205 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.163 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka