Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan sore ini menguat sebesar 16 poin menjadi Rp15.197 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.213 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS karena fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kondusif.

“Tekanan nilai tukar rupiah cenderung mulai berkurang, pada pekan lalu rupiah sempat menyentuh angka Rp15.300-an,” katanya, Jumat (19/10).

Ia mengemukakan bahwa salah sattu indikator yang direspons positif pelaku pasar yakni neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mencatat surplus 0,23 miliar dolar AS, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat defisit.

Sementara itu, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja, mengatakan sentimen mengenai perang dagang cenderung mereda dibandingkan pada saat masih menjadi wacana.

“Ini mengindikasikan pasar sudah semakin mengekspektasikan eskalasi atas konflik itu, sehingga ‘negative shock’ yang ada semakin berkurang,” katanya.

Kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (19/10) tercatat rupiah melemah menjadi Rp15.221 dibanding sebelumnya (18/10) di posisi Rp15.187 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid