Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 49 poin menjadi Rp13.636 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.587 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa spekulasi di pasar mengenai Ketua Fed berikutnya yang memiliki figur “hawkish” terhadap suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) mendorong dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

“Dolar AS mencatat performa bagus akibat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed,” katanya Ia menambahkan bahwa data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada akhir pekan ini dengan perkiraan tumbuh sebesar 2,6 persen turut mendorong pergerakan dolar AS lebih tinggi.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen mengenai kemajuan perkembangan reformasi pajak di Amerika Serikat yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump juga mendukung permintaan dolar AS meningkat, kebijakan itu dipercaya dapat mendorong ekonomi AS tumbuh lebih baik.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan bahwa sebagian besar mata uang negara berkembang di kawasan Asia, termasuk rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS menyusul spekulasi John Taylor diprediksi menjadi pemimpin The Fed berikutnya.

“John Taylor merupakan figur ‘hawkish’ pada kebijakan moneter the Fed berikutnya,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (27/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.530 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.560 per dolar AS.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby