Jakarta, Aktual.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kurun waktu dua bulan terakhir mengalami tekanan besar seiring dengan laju penguatan dollar Amerika Serikat. IHSG di awal bulan Mei pernah parkir di angka 5.700 poin hingga kembali menguat ke batas psikologis di 6.000 poin.
Tetapi penguatan itu diprediksi masih rentan koreksi. Sejatinya, penguatan mata uang Paman Sam itu juga memukul rupiah. Mata uang garuda bahkan pernah tembus Rp14.200 per dollar AS.
Associate Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI), Lanjar Nafi Taulat menilai, IHSG cenderung anjlok merespons pelemahan yang dialami mata uang rupiah terhadap dollar AS.
“Pelemahan rupiah berdampak negatif pada pergerakan harga saham dimana Investor asing cenderung melakukan aksi jual pada aset beresiko di Indonesia, seperti saham. Karena adanya depresiasi rupiah yang membuat nilai aset mereka menurun jika di konversikan kembali ke USD,” kata Lanjar kepada media, Kamis (31/5).
Faktor lain, meski porsi asing di bursa saham tidak menjadi mayoritas, namun karena menjadi trigger, pemicu, maka aspek psikologis investor lokal pun ikut terbawa pola tindakan investor asing.