Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (18/10), bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp15.160 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.140 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta, mengatakan dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia pascarilis notulensi rapat The Fed pada September lalu yang mengindikasikan kenaikan suku bunga The Fed.

“The Fed kemungkinan akan tetap melanjutkan kenaikan tingkat suku bunganya untuk menjaga ekonomi Amerika Serikat tetap stabil,” katanya di Jakarta, Kamis.

Dolar AS, lanjut dia, kembali menjadi mata uang “safe heaven” di tengah ekspektasi investor bahwa suku bunga the Fed akan kembali naik.

“Sentimen dari AS mendorong pelemahan mata uang negara berkembang seperti yuan Tiongkok. Pelemahan yuan itu berdampak pada pergerakan rupiah,” katanya.

Sementara itu, Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan ekspektasi membaiknya penerimaan negara sehingga dapat mengurangi defisit anggaran di bawah 2,2 persen dari PDB akan menjadi sentimen yang dapat menjaga fluktuasi rupiah.

“Diharapkan tekanan global dapat lebih berkurang sehingga sentimen domestik itu dapat menpang rupiah,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: