Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 52 poin menjadi Rp13.262 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.314 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (25/1), mengatakan bahwa dolar AS masih berada di bawah tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah karena kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump, yakni “America First”.
“Kebijakan ‘America First’ bersifat protektif, kebijakan itu termasuk potensi penarikan diri dari kesepakatan North America free-trade (NAFTA) dan menolak kesepakatan perubahan iklim,” katanya.
Ia menambahkan, pelemahan dolar AS juga dipicu dari pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bahwa pelemahan dolar AS berimbas positif untuk perdagangan Amerika Serikat ke depannya. Pernyataan itu menunjukan pemerintahan Trump lebih menyukai penyusutan dolar AS lebih lanjut.
Analyst Valbury Asia Futures Lukman Leong menambahkan bahwa ruang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2018 ini yang cukup terbuka mendorong rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS.
“Kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan yang terkendali mendukung momentum pertumbuhan ekonomi sehingga aset berdenominasi rupiah diminati pelaku pasar,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (25/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.290 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.321 per dolar AS.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby