Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 80 poin menjadi Rp13.115 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.035 per dolar AS.
“Dolar AS kembali mengalami penguatan terhadap mata uang utama dunia, termasuk rupiah pascamelemah setelah rilis pernyataan hasil rapat moneter Bank Sentral AS yang memberi kesan bahwa kenaikan suku bunga acuan AS mungkin akan ditunda,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (20/3).
Saat ini, ekspektasi kenaikan suku bunga kembali muncul karena tidak ada pernyataan the Fed yang menahan menaikkan suku bunga pada tahun ini sehingga minat investor terhadap mata uang dolar AS kembali naik.
“Masih adanya indikasi terhadap kenaikan suku bunga AS mendorong penguatan dolar AS lagi,” katanya.
Ekonom PT Bank BCA Tbk David Sumual menambahkan bahwa volatilitas mata uang rupiah masih cukup tinggi dikarenakan adanya kebijakan bank sentral negara maju yang berbeda kebijakan.
“Bank sentral AS merencanakan untuk memperketat kebijakan keuangannya, sementara bank sentral Jepang (BoJ) dan bank sentral Eropa (ECB) melonggarkan kebijakan moneternya, situasi itu masih menjadi risiko bagi mata uang negara berkembang,” katanya.
Menurut dia, potensi rupiah kembali melemah lebih dalam juga masih cukup terbuka jika pemerintah tidak cepat merespon kondisi global. Indonesia juga harus memperkuat peraturan hukum agar memberikan kenyamanan investor untuk berinvestasi.
“Beberapa investor yang bertemu dengan saya, mereka mempertanyakan masalah peraturan hukum, sebagian investor masih khawatir dengan itu,” ucapnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (20/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.075 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (19/3) di posisi Rp13.008 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















