Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi (28/5), bergerak melemah sebesar 24 poin menjadi Rp14.070 dibanding posisi sebelumnya Rp14.046 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail, mengatakan bahwa kabar mengenai akan dinaikkannya produksi minyak oleh Rusia dan Arab Saudi mendorong dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia.

“Kabar itu dapat membuat harga harga minyak melemah dan berimbas pada komoditas lainnya,” kata Ahmad Mikail di Jakarta.

Ia menambahkan bahwa apresiasi dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia juga ditopang oleh sentimen ketidakpastian politik di Eropa.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa sentimen mengenai imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun seiring sikap “dovish” The Fed atau Bank Sentral AS pasca keluarnya notulensi rapat FOMC bulan Mei.

“Tercatat yield obligasi AS turum sebesar 7 bps sejak notulensi dirilis dan kini berada di level 2,93 persen.

Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah dapat kembali bergerak menguat terhadap dolar AS seiring melemahnya yield obligasi AS itu, dan dinaikannya tingkat suku bunga di dalam negeri juga turut menjaga stabilitas rupiah.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: