Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — Sentimen dalam negeri berupa data inflasi Indeks Harga Konsumen(IHK) dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 0,24% dan tetap dipertahankannya rating layak investasi (investment grade) dari Standard and Poor’s (S&P) ternyata tidak menjadi sentimen poaitif nagi laju rupiah.

Pada perdagangan valuta asing di pasar spot hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) masih akan melanjutkan pelemahannya.

“Dengan sentimen-sentimen tersebut membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Kamis (2/5).

Berdasar data BPS, kata Reza, inflasi IHK pada periode menjelang bulan Ramadhan tahun ini, kendati dianggap cukup terkendali, tapi inflasi terjadi di semua komponen dan terutama bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices).

Sementara itu, lembaga pemeringkat S&P masih mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+/positive outlook pada 1 Juni 2016.

“Namun demikian, jika diteliti lebih jauh, inflasi yang melonjak dari bulan sebelumnya dan belum adanya kabar kenaikan rating Indonesia itu telah memberikan tekanan pada laju rupiah,” tegas Reza.

Padahal sebelumnya, kata dia, pihak NH Korindo menyampaikan Kembali melemahnya laju USD diharapkan dapat dimanfaatkan kembali oleh Rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya.

Namun ternyata, penguatan tersebut masih harus diuji seberapa kuat untuk dapat bertahan di zona hijaunya. Dan akhirnya, rupiah kembali limbung.

“Makanya support rupiah akan berada di kisaran 13.685 serta level resisten di angka 13.665. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” tandas dia

Dia kembali melanjutkan, kendati laju USD masih cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang, terutama terhadap yen dan euro, tapi faktanya tidak terjadi terhadap rupiah.

“Kondisi USD itu tidak berimbas pada laju rupiah yang awalnya dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk menguat. Makanya, kami harapkan laju rupiah dapat melemah terbatas agar memiliki ruang untuk berbalik positif,” tandas Reza.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka