Jakarta, Aktual.co — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan pagi ini semakin tak bertenaga dalam pergerakannya. Mata uang Garuda bahkan terus bergerak menuju level Rp.13.500 per dolar As.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Senin (8/6), Rupiah dibuka tertekan 0,47% ke Rp13.352 per dolar AS. Dalam pergerakannya, rupiah bahkan terus melemah ke level Rp13.376 terhadap dolar Amerika Serikat.
Pada perdagangan pagi ini, sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan melemah beragam terhadap dolar AS. Dari 11 mata uang Asia, hanya dua mata uang yang menguat yakni yen dan baht, sedangkan satu mata uang stagnan yakni dolar Hong Kong. Rupee masih belum ditransaksikan pagi ini
Adapun tujuh mata uang lainnya melemah dipimpin oleh ringgit 1,07%, disusul won 0,69% dan peso 0,51%. Rupiah menempati urutan selanjutnya dengan pelemahan 0,47% ke Rp13.352 per dolar AS pada pukul 09.05 WIB.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengemukakan tekanan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini akan meningkat.
“Tekanan pelemahan rupiah dan SUN berpeluang bertambah hari ini, menyusul dua berita buruk. Yaitu angka cadangan devisa Indonesia yang kembali turun, serta indikator tenaga kerja AS yang naik melebihi harapan.,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (8/6).
Lebih lanjut diprediksikan dia, kenaikan yield Bund Jerman masih terjadi, menandakan optimisme yang bertahan di Zona Euro. Meski di tengah kemungkinan Yunani gagal membayar utang.
Namun, ujarnya, euro gagal menguat, setelah angka pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS naik tajam sehingga mendorong kenaikan indeks dolar dan US Treasury secara bersamaan.
Begitu juga naiknya harapan kenaikan suku bunga the Fed, tambah dia, menjelang FOMC meeting pada 16-17 Juni2015.
“Angka neraca perdagangan China ditunggu pagi ini, diperkirakan memburuk,” kata Rangga.
Artikel ini ditulis oleh: