Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan pekan kemarin ditutup melemah 81 poin menjadi Rp13.790 per dolar AS. Mata uang rupiah masih terimbas Devaluasi yuan Tiongkok yang kembali bergerak melemah untuk hari ketiga, meski People’s Bank of China (PBoC) dikabarkan mencoba menahan devaluasi yuan lebih dalam, pelaku pasar tetap berhati-hati.
Berdasarkan indikasi kurs yang diperdagangkan bank Mandiri hari ini, kurs jual Rupiah terhadap dolas AS berada di kisaran Rp13.845. Sedangkan kurs beli di kisaran Rp13.805.
“Laju rupiah belum sepenuhnya merdeka dari bayang-bayang pelemahan. Rilis data-data makro diharapkan tahan pelemahan tersebut. Jika tidak, waspadai adanya potensi pelemahan lanjutan,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (18/8).
Untuk diketahui, Kurs dolar naik pada Selasa pagi, membukukan keuntungan ketiga berturut-turut terhadap euro, terbantu oleh meningkatnya kepercayaan di sektor perumahan AS.
Greenback naik menjadi 1,1078 dolar per euro dan menjadi 124,41 yen, belakangan sedikit terpukul oleh data pada Senin yang menunjukkan bahwa ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,4 persen pada kuartal kedua.
Dolar, yang juga meningkat ke 1,5586 dolar per pound, menguat karena indeks sentimen pembangunan dari Asosiasi Pengembang Perumahan AS naik ke tingkat tertinggi baru sejak resesi berakhir pada 2009.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka