Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com —  Laju rupiah pekan lalu tidak jauh berbeda dibandingkan sehari sebelumnya dimana masih mengalami pelemahan. Idealnya ketika suku bunga The Fed tidak jadi dinaikan, maka asumsinya yield memegang dolar AS menjadi tetap dan membuat nilainya turun.

“Jika hal tersebut yang terjadi, maka seharusnya laju dolar AS melemah sehingga dapat dimanfaatkan mata uang lainnya untuk berbalik menguat. Namun kondisi tersebut tidak berlaku bagi rupiah yang menghiraukan kondisi tersebut dengan tetap bertahan di zona merah,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia.

Pada Senin (21/9) Reza memprediksi laju rupiah berada di bawah target support 14.450, yaitu Rp14.482-14.450 (kurs tengah BI). Dengan masih adanya tren pelemahan dan belum adanya perlawanan balik menguat, kata dia, akan percuma jika mengharapkan adanya laju pembalikan menguat.

“Untuk itu, tetap mewaspadai sentimen di pasar,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka