Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pagi ini melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.015 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.990 per dolar AS.
“Laju rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS, namun dengan cenderung terbatas menyusul belum akan dinaikannya suku bunga the Fed pada September ini dikarenakan ekonomi Amerika Serikat belum sepenuhnya membaik,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (28/8).
Di sisi lain, lanjut dia, adanya imbauan Bank Indonesia kepada para pelaku usaha untuk melepas dolar AS, cukup membantu menahan tekanan lebih dalam pada mata uang rupiah.
“Bank Indonesia juga masih cukup aktif menjaga pergerakan rupiah di pasar. Langkah Bank Indonesia menunjukkan determinasi kuat dari pihak pemerintah untuk menopang mata uang domestik,” katanya.
Secara umum, menurut dia, mata uang rupiah masih memiliki ruang untuk kembali bergerak menguat dalam jangka panjang menyusul proses stabilisasi yang dilakukan pemerintah melalui beberapa penerbitan paket kebijakannya.
Ia menambahkan bahwa di pasar global, dolar AS bergerak bervariasi menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal kedua.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa kenaikan suku bunga the Fed pada September mendatang cenderung mulai mereda di tengah kondisi ekonomi Amerika Serikat dan global yang masih melambat.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pandangan pelaku pasar uang akan tertuju oleh beberapa data-data ekonomi domestik periode Agustus yang sedianya akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan depan.
“Salah satu yang dicermati investor yakni angka inflasi Agustus tahun ini,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: