Dia berharap, pelemahan rupiah ini tidak akan berlangsung lama. Apalagi, sudah ada kejelasan dari AS mengenai rencana kenaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate), yang diperkirakan akan terjadi satu kali lagi di Desember 2017.
“Termasuk juga soal penurunan daripada balance sheet Fed akan terjadi di Oktober. Artinya kalkulasi itu sudah dipastiin oleh pasar,” imbuh dia.
Meskipun rupiah cenderung melemah, namun pihaknya tidak akan merevisi target nilai tukar rupiah pada tahun depan yang berada di kisaran Rp13.400 hingga Rp13.700 per USD. Realisasinya, kata dia, akan tergantung pada kemampuan Indonesia mengelola kondisi eksternal yang memengaruhi rupiah.
“Selama kita positif dan bisa ekspor, di tahun depan juga positif. Kemudian sepanjang kita masih melihat angka FDR besar, seharusnya enggak akan ada isu untuk ekonomi atau rupiah kita melemah. Tetap dalam range nilai tukar itu,” tandasnya.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu