Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 12 poin menjadi Rp12.154 dibanding posisi sebelumnya Rp12.142 per dolar AS. Mata uang rupiah yang sempat menguat setelah pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi, mulai bergerak melemah terpengaruh sentimen penguatan dolar AS di kawasan Asia.
“Euforia BBM masih ada, rupiah terbawa arus global. Akan tetapi, pelemahan rupiah terhadap dolar AS paling tipis di antara mata uang di kawasan Asia,” ujar Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta Kamis (20/11).
Ia mengemukakan bahwa membaiknya data konstruksi Amerika Serikat berhasil mendorong penguatan mata uang dolar AS di kawasan Asia. Selain itu, adanya ekspektasi positif terhadap angka PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur AS yang diperkirakan naik menambah sentimen bagi dolar AS.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa ekspektasi kurang baiknya data manufaktur Tiongkok juga berpeluang mempertahankan sentimen pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data-data ekonomi Amerika Serikat cenderung sesuai ekspektasi yang menunjukkan potensi kenaikan suku bunga AS (Fed rate) pada 2015 mendatang.
“Dalam beberapa bulan mendatang, pasar akan mencermati keputusan kapan The Fed mulai menaikan suku bunga acuannya,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa beberapa kalangan analis memprediksi kenaikan suku bunga pertama bank sentral AS akan mulai dilakukan secara bertahap pada pertengahan semester ke dua 2015.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka