Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank bergerak melemah tiga poin menjadi Rp12.297 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.294 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan, dalam fluktuasinya mata uang domestik itu sempat jatuh ke Rp12.395 per dolar AS.
“Faktor eksternal masih menjadi faktor mata uang rupiah mengalami tekanan. Dolar AS cenderung menguat di tengah kondisi ‘bearish’ mata uang yen Jepang dan euro,” katanya di Jakarta, Kamis (4/12).
Menurut dia, hasil keputusan rapat Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan menambah stimulusnya rentan memicu pelemahan kurs euro sehingga memperkuat dolar AS di pasar uang dunia, sehingga terbuka kemungkinan bagi rupiah untuk melanjutkan pelemahannya.
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan dolar AS juga didukung dari meningkatnya aktivitas sektor jasa Amerika Serikat dan optimisme laporan Fed’s Beige Book atas kondisi perekonomian AS sehingga membuat investor lebih yakin dengan keberlanjutan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam itu.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa pelemahan mata uang rupiah masih tertahan seiring dengan langkah Bank Indonesia yang cukup aktif melakukan intervensi di pasar uang domestik.
“Rupiah melemah bersama dengan beberapa mata uang lainnya di Asia. BI menyatakan telah melakukan intervensi untuk mengurangi tekanan pelemahan,” katanya.
Menurut dia, kurs rupiah diperkirakan masih akan berada dalam area pelemahan walaupun ruang depresiasinya sudah semakin terbatas.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (4/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.318 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.295 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka