Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 26 poin menjadi Rp12.149 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.175 per dolar AS.
Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS menghentikan penguatannya seiring dengan adanya aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar uang meski beberapa data perekonomian AS cukup bagus.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa notulen rapat moneter Bank Sentral AS menunjukan adanya keresahan sebagian pejabat Fed mengenai resiko pelambatan kenaikan inflasi sehingga mendorong pelemahan dollar AS.
“Meski demikian, secara keseluruhan koreksi dolar AS masih bersifat jangka pendek,” katanya di Jakarta, Jumat (21/11).
Ia mengemukakan bahwa data klaim awal pengangguran Amerika Serikat menunjukkan turun meski lebih sedikit dibandingkan prediksi, namun kondisi itu masih mensinyalkan penguatan kondisi pasar tenaga kerja AS.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah cenderung masih tertahan terimbas ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.
“Dalam pertemuan The Fed, pelaku pasar mengasumsikan rencana kenaikan suku bunga Fed dapat segera direalisasikan. Kondisi itu tampaknya akan membuat penguatan rupiah akan terhalangi,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka