Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 46 poin menjadi Rp12.755 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.801 per dolar AS.

“Ambil untung pelaku pasar uang terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah mengalami penguatan,” ujar Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat (13/2).

Ia menambahkan penguatan mata uang rupiah juga dipicu adanya ekspektasi dari kalangan pelaku pasar uang bahwa Bank Indonesia akan memangkas tingkat suku bunga acuan (BI rate).

“Sedianya, Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) akan dilakukan pada pekan depan, BI rate memiliki peluang untuk turun menyusul proyeksi inflasi yang rendah pada tahun ini,” tuturnya.

Dari eksternal, lanjut dia, data ekonomi AS yang diluar estimasi kalangan pelaku pasar keuangan seperti klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang naik serta penjualan ritel AS bulan Januari yang turun menjadi salah satu faktor dolar AS mengalami tekanan terhadap mata uang utama dunia, termasuk rupiah.

“Dalam jangka panjang, rupiah masih memiliki potensi peningkatan seiring optimisme di dalam negeri bahwa perekonomian Indonesia akan lebih baik dibandingkan 2014 yang sebesar 5,02 persem,” ujarnya.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia ekspektasinya masih cukup baik dengan pertumbuhan di kisaran 5,3-5,5 persen pada tahun 2015 ini.

Di sisi lain, kata dia, akan diberlakukannya kebijakan pelonggaran moneter oleh bank sentral Eropa (ECB) akan membuat likuiditas keuangan di pasar global meningkat, terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (13/2) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.769 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (12/2) di posisi Rp12.794 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka