Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat tipis satu poin menjadi Rp13.325 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.326 per dolar AS.
Analis mengatakan mata uang rupiah bergerak mendatar di tengah pelaku pasar uang yang sedang menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) terkait kebijakan tingkat suku bunga acuan (BI rate).
“Kebijakan BI rate kemungkinan tidak berubah di tengah tekanan inflasi mencapai 7 persen pada bulan Juni dan Juli 2015 dan diikuti volatilitas nilai tukar rupiah,” ujar Chief Economist Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra di Jakarta, Selasa (16/6).
Meski begitu, lanjut dia, Mandiri Sekuritas masih memproyeksikan ada pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada tahun 2015 ini, jika tekanan inflasi dan nilai tukar rupiah mulai stabil di semester kedua nanti.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa di pasar Asia, dolar AS mengalami sedikit tekanan pasca dirilisnya data Produksi Industri Amerika Serikat bulan Mei 2015 yang mengalami penurunan sebesar 0,2 persen.
Penurunan itu,lanjut dia, dikarenakan aktivitas pertambangan dan manufaktur yang masih lemah, sebuah tanda bahwa penguatan dolar AS menghambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Sentimen selanjutnya, ia mengatakan bahwa pelaku pasar akan mencermati data perumahan Ijin Membangun di AS untuk bulan Mei yang akan dirilis pada pekan ini.
“Pasar perumahan AS masih menjadi indikator penting perekonomian AS. Hasil yang positif bisa mendukung penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (16/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak mendatar atau stagnan di posisi Rp13.333 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka