Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) akan membiarkan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini karena meski volatilitasnya besar, nilai rupiah masih di bawah nilai wajar (undervalue).

“Ketika nilai rupiah 13.800, RER (real exchange rate)-nya pada level 89. Itu artinya rupiah berada di level ‘undervalue’. Nilai RER rupiah yang kompetitif adalah 95-97,” kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam perbincangan dengan wartawan di Kantor BI, Jakarta, Rabu (7/10).

Mirza juga mengatakan bahwa terlalu besarnya nilai penguatan rupiah itu merupakan sesuatu yang wajar karena selama ini nilai pelemahan rupiah juga besar.

Mudah terombang ambingnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS itu sebagai akibat kurang dalamnya pasar valas di Indonesia yakni hanya sekitar lima miliar dolar AS per hari. Sementara Singapura sekitar 300 miliar dolar AS.

Selain itu, penyebab naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih dari 50 persen akibat faktor eksternal.

“Saya malah memperkirakan 75 persen” katanya.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore kembali menguat sebesar 414 poin menjadi Rp13.827 dibandingkan posisi sebelumnya pada Rp14.241 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka