Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat tipis sebesar tiga poin ke posisi Rp13.323 dibandingkan posisi sebelumnya berada di Rp13.326 per dolar AS.

“Mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS menyusul neraca perdagangan Indonesia periode Mei yang tercatat surplus, kondisi itu menaikan optimisme terhadap likuiditas dolar AS di dalam negeri,” kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa (16/6).

Akan tetapi, menurut Rangga Cipta, masih ada kekhawatiran di dalam negeri menyusul menurunnya kinerja impor dibandingkan perbaikan ekspor, situasi itu dapat membangkitkan sentimen negatif terhadap pelambatan ekonomi.

Di sisi lain, lanjut dia, pasar keuangan dunia juga masih akan mengalami gejolak atau volatilitas tinggi menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini.

“FOMC akan disimpulkan pada Kamis (18/6) dini hari nanti. Beberapa ekonom percaya bahwa kenaikan suku bunga the Fed tidak akan terjadi di bulan Juni,” katanya.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa menurunnya kinerja impor menunjukkan adanya pelambatan permintaan barang produksi di dalam negeri akibat melambatnya perekonomian selama tahun 2015 ini.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan nilai impor golongan bahan baku selama Januari-Mei 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,91 persen.

Rully mengharapkan bahwa penyerapan anggaran infrastruktur pemerintah pada semester II mendatang lebih optimal sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

Artikel ini ditulis oleh: