Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, melemah 35 poin menjadi Rp13.525 dari posisi sebelumnya sebesar Rp13.490 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah bergerak kembali di area negatif terhadap dolar AS di pasar valas domestik pascarilis data perekonomian Amerika Serikat yang menunjukkan perbaikan,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (24/11).
Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga makin meninggi setelah notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengindikasikan peningkatan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan Desember 2016.
“The Fed menyatakan optimismenya untuk menaikkan suku bunga menjelang akhir tahun ini sebagai perwujudan rencana sebelumnya, dan antisipasi akan potensi meningkatnya inflasi AS setelah kebijakan fiskal Donald Trump diterapkan di awal tahun 2017,” katanya.
Sedangkan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup anjlok 104,37 poin atau 2,00 persen menjadi 5.107,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 21,73 poin (2,48 persen) menjadi 851,48.
“Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS dan kekhawatiran pasar terhadap percepatan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat berdampak negatif pada pasar saham di negara berkembang, termasuk IHSG,” kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi.
Ia menambahkan bahwa seluruh saham mengalami pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri. Sementara pelaku pasar asing juga masih mengambil posisi lepas saham.
Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau “foreign net sell” sebesar Rp406,02 miliar pada Kamis ini (24/11).
Secara teknikal, ia mengatakan bahwa indikator stochastic berada pada posisi “overbought” dengan signal negatif. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan pada perdagangan selanjutnya (Jumat, 25/11), dengan proyeksi bergerak di kisaran 5.065-5.175 poin.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menambahkan bahwa kondisi politik di dalam negeri yang belum stabil menambah sentimen negatif bagi pasar saham domestik.
“Diharapkan pemerintah dapat menjaga kondisi politik di Indonesia menjadi kondusif,” katanya.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 315.332 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,872 miliar lembar saham senilai Rp8,523 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 49,36 poin (0,22 persen) ke level 22.627,33, indeks Nikkei naik 170,47 poin (0,94 persen) ke level 18.333,41, dan Straits Times menguat 4,03 poin (0,14 persen) posisi 2.843,72.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka