Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan, bahkan hingga di atas level Rp13.000 per Dolar AS. Hal ini membuat maskapai penerbangan perlu memutar otak lebih keras agar tidak menanggung kerugian yang lebih dalam.
Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional mengaku telah melakukan antisipasi untuk menghadapi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan pihaknya telah melakukan lindung nilai (hedging), diantaranya yaitu hedging bahan bakar avtur dan utang.
“Kalau Dolar AS menguat terhadap Rupiah, akan berpengaruh ke semua maskapai penerbangan, semoga masih bisa distabilisasi. Kita sudah lakukan hedging avtur 25 persen,” ujar Arif di Jakarta, Kamis (12/3).
Lebih lanjut dikatakan dia, pada Februari 2015 lalu Garuda Indonesia juga telah melakukan hedging terhadap utang-utang yang dikelola pada tahun ini di instansi perbankan, yaitu BNI, Bank CIMB Niaga, dan Standar Chartered.
“Kami tetap fokus pada revenue generator, meskipun ada berbagai tekanan eksternal. Kami berupaya semaksimal mungkin meningkatkan pendapatan,” kata dia.
Arif mengatakan dengan pelemahan Rupiah ini bukan hanya berdampak pada tarif penerbangan domestik, namun juga penerbangan internasional. Selain itu, menurutnya Garuda Indonesia akan meakukan penyesuaian tarif jika Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dolar AS.
“Asumsi batas atas kita Rp13.000 per Dolar AS, kalau terus begini ya pemerintah pasti ngga akan tinggal diam, kita lakukan adjusment,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka