Jakarta, Aktual.com — Pakar ekonomi dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Maryudi mengatakan, Pemerintah Aceh diharapkan bisa mengoptimalkan usaha kecil menenggah menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang menyebabkan perekonomian menjadi tidak stabil.

“Sekarang dolar terus naik, nilai tukar rupiah semakin melemah sehingga menyebabkan perekonomian menjadi tidak optimal, kalau ingin hal tersebut tidak berdampak di Aceh maka pemerintah harus optimalkan UKM,” kata Dosen Fakultas Ekonomi Unimal itu di Lhokseumawe, Minggu (30/8).

Maryudi menambahkan, lebih bagus lagi jika di Aceh ada aktifitas ekspor-impor dalam kapasitas yang lebih besar, karena untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar harus diperkuat sektor tersebut.

Pemerintah Aceh sudah harus mengambil langkah-langkah dan menyusun kebijakan agar penaikan dolar tidak berdampak di Aceh, apabila hal tersebut tidak segera dilakukan pastinya perekonomian tidak akan stabil.

“Salah satu cara untuk menghindari dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yaitu melalui UKM. Coba bayangkan kalau setiap kabupaten/kota di Aceh UKM nya aktif, maka perekonomian masyarakat pasti akan tergerak,” kata Maryudi.

Menurutnya, sumber daya alam Aceh sangat bagus dan diakui oleh dunia, seperti kopi, cengkeh dan berbagai sumber daya alam lain. Apabila kekayaan alam yang dimiliki tersebut dikelola dengan baik, pastinya pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.

Sehingga Provinsi Aceh tidak berdampak terhadap melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, jangan sampai perekonomian Aceh terganggu akibat meroketnya dolar, katanya.

“Saya rasa Pemerintah Aceh sudah selayaknya mengembangkan potensi UKM, karena negara kita sedang memasuki masa-masa krisis,” kata Maryudi.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby