Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (14/8) pagi, masih berada dikisaran Rp14.618 per dolar AS. Hanya menguat sebesar 33 poin dibanding hari sebelumnya, Senin (13/8) sebesar Rp14.651.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada, mengatakan bahwa Bank Indonesai (BI) yang melakukan lelang dalam mata uang dolar AS (foreign exchange-FX) swap menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah.

“Dari dalam negeri sentimennya relatif cukup kondusif,” katanya di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sentimen negatif dari dalam negeri yang sebelumnya muncul seperti melebarnya defisit neraca pembayaran mulai cenderung mereda, sebagian pelaku pasar meyakini fundamental ekonomi nasional masih kondusif.

“Stabilitas ekonomi kita masih cukup terjaga meski dibayangi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS cenderung melemah diperkirakan sebagai dampak dari aksi “profit taking” investor setelah dalam beberapa hari terkahir mengalami penguatan cukup tajam terhadap hampir semua mata uang dunia.

Rupiah, lanjut dia, berpotensi bergerak menguat menjelang lelang Surat Utang Negara (SUN). Imbal hasil SUN yang diperkirakan berada di level 7,8-7,9 persen kemungkinan cukup aktraktif untuk mendorong masuknya investor ke pasar obligasi Indonesia.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: