Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia menyatakan telah melakukan intervensi untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah di pasar spot dan pasar Domestik “Non-Deliverable Forward” (DNDF).

Pada Jumat (12/6) siang di pasar spot, rupiah melemah hingga ke Rp14.204 per dolar AS, berlanjut dari tekanan yang terlihat sejak pembukaan perdagangan. Pada pukul 9.45 WIB rupiah sudah melemah 1,14 persen menjadi Rp14.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.

“Hari ini BI melakukan stabilisasi di pasar spot dan DNDF untuk memastikan rupiah tidak melemah terlalu tajam,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah saat dihubungi di Jakarta.

Nanang meyakini pelemahan rupiah pada akhir pekan ini hanya sementara. Pelemahan pada hari ini karena sentimen pasar global menyusul anjloknya pasar saham di Amerika Serikat. Kepanikan pasar terjadi di AS karena kekhawatiran terjadinya gelombang kedua wabah virus Corona baru. Virus Corona telah menjangkit sekitar dua juta orang di Negara “Paman Sam”.

Saat ini, kata Nanang, masih terdapat ruang penguatan untuk mata uang Garuda karena sentimen positif dari fundamental ekonomi domestik menyusul defisit transaksi berjalan domestik yang terus menurun dan laju inflasi yang terjaga.

“Rupiah seharusnya masih memiliki ruang menguat sesuai fundamentalnya di mana defisit transaksi berjalan akan turun dan inflasi akan terjaga sangat rendah, sehingga secara fundamental rupiah masih undervalued (melemah dibanding nilai fundamentalnya),” ujar dia.

Dia menegaskan Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas kurs rupiah dengan intervensi di pasar spot dan menyediakan likuiditas untuk pasar Domestik NDF. Bank sentral juga akan menstabilisasi pasar Surat Berharga Negara (SBN) jika terjadi pelepasan yang masif oleh investor asing.

“Hal ini untuk mencegah pelemahan rupiah yang terlalu tajam yang bisa mengganggu kestabilan ekonomi dan sistem keuangan nasional,” ujarnya.

Antara