Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini sepertinya masih cukup berat untuk mengalami penguatan, padahal tren USD sendiri tengah melemah. Hal ini terjadi, karena tak adanya sentimen positif dari dalam negeri.

Menurut analis senior PT Binaartha Securities, Reza Priyambada, mulai adanya pelemahan pada nilai tukar USD mestinya bisa dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat

“Tapi sayangnya, belum diikuti oleh adanya sentimen positif dari dalam negeri. Sehingga peluang rupiah menguat masih sulit,” jelas dia, di Jakarta, Jumat (23/12).

Menurut Reza, mulai berbalik melemahnya laju USD memberikan kesempatan pada laju mata uang lainnya untuk menguat. Mestinya juga bisa dimanfaatkan oleh rupiah yang dalam dua sampai tiga hari ini telah mengalami pelemahan.

Pergerakan USD sendiri, kata dia, secara trend line telah mengalami kenaikan sejak adanya Pemilu AS lalu.

“Apalagi dibarengi dengan adanya respon terhadap rapat FOMC yang mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga The Fed tahun depan sebanyak dua sampai tiga kali,” papar dia.

Namun yang terjadi hari ini, laju USD sedikit tertahan jelang publikasi data ekonomi AS yang salah satunya mengenai produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal III-2016 ini dengan proyeksi naik 3,3% dari sebelumnya sebesar 3,2%.

“Ditambah adanya klaim data pengangguran mingguan dengan proyeksi bertambah ke angka 255.000 dari sebelumnya 254.000,” jelas dia.

Selain itu, lanjut Reza, AS juga akan merilis data pesanan barang tahan lama bulan November 2016 lalu yang diprediksi turun ke angka 0,2% dari sebelumnya 0,8%.

“Sehingga dengan adanya perkiraan terhadap data-data tersebut yang akan cenderung negatif itu akan mengurangi kesempatan USD untuk melanjutkan kenaikannya,” jelasnya

Untu itu, kata Reza, penguatan secara teknikal kemungkinan dapat diharapkan bagi rupiah untuk melanjutkan kenaikannya. Karena kondisi ini juga nantinya akan diikuti oleh adanya respon atas rilis data-data AS.

“Untuk itu, diperkirakan laju rupiah akan bergerak dengan kisaran level support di Rp13.475 sedang rentang resisten  akan berada di level Rp13.395. Tetap cermati sentimen yang ada,” tandas Reza.

Sebelumnya juga, pihak Binnartha menyampaikan, masih adanya hawa negatif telah memengaruhi laju rupiah. Sehingga peluang pelemahan masih terbuka.

“Diharapkan aksi profit taking pada laju USD yang bisa memberikan kesempatan pada mata uang lainnya untuk berbalik menguat dan berimbas pada penguatan nilai tukar rupiah,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka