Surabaya, Aktual.com — Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, tidak hanya diakibatkan oleh faktor internal dalam negeri saja, tetapi juga adanya faktor eksternal dari luar negeri. Sebab, krisis tidak dialami Indonesia saja, tetapi juga beberapa negara lain.
“Yunani juga kriris. Kenaikan suku bunga di Amerika, depresiasi Yuan di Cina dan ada beberapa negara lain yang mengalami goncangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu,” ujar Presiden Joko Widodo saat di Surabaya, Selasa (25/8).
Sebenarnya, lanjutnya, pemerintah sudah berupaya untuk menjaga agar rupiah kembali menguat. Salah satunya adalah intervensi Bank Indonesia (BI) dengan mengeluarkan instrumen-instrumen.
Begitu pula dengan Menteri Kordinator (Menko) Perekonomian dan Menteri Keuangan yang sudah berusaha menjaga dengen mengeluarkan beragam regulasi. Namun, lagi-lagi masalah eksternal luar negeri menjadi salah satu faktor.
Sementara, guna menguatkan nilai tukar rupiah, pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran dengan menyederhanakan produk-produk hukum, bahkan jika perlu akan dilakukan pemangkasan agar mempercepat pertumbuhan.
Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tetap optimis.
“Nah, makanya media juga harus berperan dengan berita-berita yang optimis.” lanjutnya. (Laporan: Ahmad H.Budiawan)
Artikel ini ditulis oleh: