Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali merangkak naik setelah berada di level Rp14.452 per dolar AS pada penutupan transaksi antarbank di Jakarta, Kamis (8/11).
Angka ini meningkat 142 poin dibanding sebelumnya yang mencapai Rp14.494 per dolar AS.
“Sentimen dari dalam negeri yang positif mendominasi arah pergerakan kurs rupiah,” kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta.
Menurut dia, sentimen positif dari domestik yang menjadi perhatian pelaku pasar di antaranya membaiknya cadangan devisa, pembatasan impor, dan mulai diberlakukannya transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
“DNDF merupakan salah satu instrumen lindung nilai bagi pelaku usaha, instrumen itu juga untuk mendukung upaya meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, kenaikan kurs rupiah juga dipengaruhi sentimen hasil pemilu sela kongres Amerika Serikat dimenangkan Partai Demokrat. Situasi itu membuat sebagain pelaku pasar khawatir karena langkah-langkah stimulus fiskal pemerintah AS dapat terhambat.
“Pasar merespon dengan mengurangi permintaan atas aset dolar AS sehingga mendorong pelemahan kurs. Tentunya kondisi itu juga memberikan kesempatan pada rupiah untuk dapat bergerak positif,” katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan langkah Bank Indonesia yang menguatkan bantalan valuta asing melalui bilateral currency swap dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) senilai 10 miliar dolar AS turut menjadi penopang rupiah.
“Itu juga menambah keyakinan terhadap rupiah,” katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (8/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.651 dibanding sebelumnya (7/10) di posisi Rp14.764 per dolar AS.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan