Jakarta, Aktual.co — Anjloknya nilai tukar rupiah menembus level Rp13.000 menambah rentetan panjang penderitaan rakyat di pemerintahan Presiden Jokowi. Pasalnya, pemerintah tak henti-hentinya menaikkan kebutuhan pokok seperti menaikkan pajak, tarif listrik, raskin tidak jelas, hingga menaikkan harga BBM yang akan berdampak pada naiknya ongkos produksi dan transportasi.
“Tim ekonomi Presiden Jokowi yang sekarang cuma kelas lokal atau setara dengan Tim PSSI. Sementara perubahan ekonomi global detik perdetik memerlukan the Economic dream team yang bisa bersaing dan punya strategi dan taktik berkelas internasional,” ujar ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono kepada Aktual di Jakarta, Jumat (6/3).
Menurutnya, tim ekonomi Jokowi setara dengan Tim PSSI perlu dilakukan perubahan. Tim ekonomi Jokowi yang dibutuhkan seharunya merupakan personel yang punya pengalaman dan berpegang pada ekonomi yang dilandasi oleh visi Trisakti dan nawacita.
“Sebab, Presiden Jokowi sendiri belum punya kelas untuk menghadapi para mafioso ekonomi lokal dan international juga. Kepala staff Presiden dan Setkab tidak punya dukungan kuat diparlemen,” terangnya.
Jokowi perlu melakukan perubahan besar-besaran terhadap Tim Ekonominya. Sejak Jokowi dilantik menjadi Presiden, rupiah tidak pernah kembali ke level di bawah Rp10.000 menandakan pasar dan investor tidak merespon positif terhadap tim ekonomi Jokowi.
“Jika dibiarkan berlarut-larut maka tidak mustahil dolar AS akan tembus dikisaran Rp14.000 dan beban hutang dan fiskal akan semakin berat serta mengarah pada krisis ekonomi yang berujung pada krisis sosial politik,” tegasnya.
Jokowi harus segera melakukan evaluasi dan meresufle menteri ekonomi, menteri ESDM yang mengakibatkan ekonomi rakyat makin sulit. Jangan sampai pemerintahan Jokowi berakhir dengan pengulingan oleh masyarakat yang dulu mendukungnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















