Dia menambahkan bahwa laju dolar AS juga cenderung tertahan apresiasinya menyusul imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun. Di sisi lain, sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang di bawah estimasi pasar.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan data inflasi konsumen Amerika Serikat lebih rendah dari perkiraan sehingga meredam ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed secara agresif.

“Sentimen itu membuat dolar AS kehilangan dukungan,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (14/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.976 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.048 per dolar AS.

 

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara