Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah lima poin menjadi Rp12.336 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.331 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan mata uang rupiah masih mencoba bertahan untuk tidak tertekan lebih dalam terhadap dolar AS seiring dengan ekspektasi pelaku pasar uang bahwa kenaikan suku bunga AS (Fed rate) dapat lebih cepat.
“Bank Indonesia diperkirakan melakukan intervensi di pasar valuta asing domestik sehingga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam,” kata Reza di Jakarta, Rabu (10/12).
Ia menambahkan bahwa ekspektasi naiknya Fed rate itu membuat mata uang dolar AS menjadi lebih menarik di mata pelaku pasar uang sehingga mendorong nilai tukar Amerika Serikat itu cenderung menguat terhadap rupiah.
“Masih diperlukannya intervensi dari Bank Indonesia maupun sentimen positif kuat untuk dapat membuat rupiah dapat kembali bergerak positif,” katanya.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa data cadangan devisa Indonesia yang menurun menjadi 111,14 miliar dolar AS per akhir November 2014 dari 111,97 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya masih menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang rupiah.
Di sisi lain, Rully Nova mengatakan bahwa ekspektasi inflasi yang masih tinggi ke depannya akibat penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih membayangi laju nilai tukar rupiah ke depannya.
“Bank Indonesia diharapkan menaikan suku bunga acuan untuk menjaga inflasi agar dapat terkendali, sehingga rupiah bisa bergerak stabil,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















