Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (19/3) pagi bergerak melesat meninggalkan level Rp 13.000. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, mata uang Garuda menguat tajam ke level Rp 12.990 per dollar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.150 per dolar AS.
Laju Rupiah kemarin menguat pasca rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan level BI rate 7,5 persen. Selain itu, adanya perkiraan The Fed yang masih bersikap dovish memberikan angin segar pada laju Rupiah.
“Di pasar spot global, terjadinya aksi ambil untung terhadap laju Dolar AS turut memberikan sentimen positif bagi Rupiah,” ujar kepala riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Pada Kamis (19/3) laju Rupiah diperkirakan Reza berada di atas target level resisten 13.200, yakni Rp13.168-13.159 (kurs tengah BI). Menurutnya, pergerakan laju Rupiah masih dapat berlanjut. “Apalagi jika diiringi dengan hasil dari The Fed yang belum akan memberikan kepastian kenaikan Fed Fund Rate,” pungkasnya.
Sementara itu Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengatakan, rupiah diproyeksikan menguat seiring tertekannya dollar AS. Sesuai dugaan, the Fed menghilangkan kata “sabar” dalam pernyataanya. Akan tetapi, di luar dugaan, survei internal the Fed justru memangkas proyeksi suku bunga the Fed sehingga menyebabkan harapan kenaikan suku bunga yang agresif jatuh. Hal tersebut ersamaan dengan kejatuhan indeks dollar AS dan imbal hasil US Treasury hingga dini hari tadi. Mata uang lain seperti yen dan euro pun mendapatkan momentum untuk menguat tajam terhadap dollar AS.
“Dollar AS diperkirakan masih akan lemah di perdagangan Asia pagi ini,” demikian risetnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















