Dirinya berharap pada akhir tahun 2017 INTA bisa mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 20% dari pencapaian sebesar Rp1,51 triliun pada akhir 2016. Pendorong utama tentu masih dari lini usaha alat berat/konstruksi.
“Dimulainya konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bengkulu berkapasitas 2×100 MW pada bulan Oktober 2016 lalu yang sudah mendapat pendanaan senilai USD270 juta dari bank di China, maka pada tahun 2020 saat PLTU Bengkulu mulai beroperasi, INTA berpotensi mendapatkan guaranteed revenues yang recurring selama 25 tahun sebesar total USD2,46 miliar,” ujar Fred.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka