Jakarta, Aktual.Com-Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Provident Agro Tbk (kode saham: PALM) hari ini, menyetujui rencana pelepasan aset empat anak usahanya senilai Rp2,68 triliun. Keempat anak usaha yang berlokasi di Kalimantan Barat ini meliputi; PT Global Kalimantan Makmur, PT Semai Lestari, PT Saban Sawit Subur, dan PT Nusaraya Permai.
Presiden Direktur PT Provident Agro Tbk, Tri Boewono menjelaskan, keempat anak perusahaan tersebut di jual kepada dua perusahaan yakni; PT Galanggang Maju Bersama (GMB dan PT Mandhala Cipta Purnama (MCP). Kedua perusahaan tidak terafiliasi dengan Provident Agro.
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dukungan para pemegang saham terhadap aksi korporasi yang dilakukan oleh Provident Agro. Keputusan penjualan aset ini merupakan langkah strategis yang dilakukan untuk memperkuat modal dan mengoptimalkan peluang di industri ditengah situasi bisnis sawit yang sangat dinamis pada saat ini,” jelas Tri Boewono seusai RUPS-LB di Jakarta, Kamis (18/8).
Transaksi penjualan empat anak perusahaan ini dengan menggunakan dasar Enterprise Value atau Nilai Perusahaan sebesar Rp 2,68 triliun, yang meliputi : penjualan PT Global Kalimantan Makmur senilai Rp 1,51 triliun dan PT Semai Lestari Rp596 miliar kepada kepada PT Gelanggang Maju Bersama. Sementara PT Saban Sawit Subur dijual dengan Nilai Perusahaan sebesar Rp 499 miliar dan PT Nusaraya Permai senilai Rp75 miliar kepada PT Mandhala Cipta Purnama. Keempat anak perusahaan tersebut memiliki luas tertanam inti sebesar 14.120 ha dan 2 PKS dengan total kapasitas 90 ton TBS per jam.
“Harga penjualan aset kita ini merupakan harga yang baik ditengah kondisi saat ini yang penuh tantangan. Hal ini menunjukkan bahwa Provident mampu mengelola kebun dengan sangat baik, sehingga memiliki nilai yang tinggi,” katanya.
Penggunaan Dana
Sekretaris Perusahaan Provident Agro, Devin Antonio Ridwan menjelaskan, dana hasil penjualan aset akan digunakan untuk memperkuat modal perusahaan guna mendukung strategi perusahaan untuk jangka panjang.
“Dana hasil penjualan akan dialokasikan untuk memperkuat struktur modal Perseroan melalui pembayaran utang dan sisanya untuk menambah kas internal sebagai modal kerja.
Dengan kas yang lebih baik, perusahaan memiliki ruang untuk mengoptimalkan peluang yang ada,” jelasnya.
Berdasarkan proforma laporan keuangan yang disusun oleh Perseroan, setelah transaksi ini maka nilai pinjaman perseroan akan menurun hingga 34,52% dari Rp 3,27 triliun menjadi Rp 2,14 triliun. Laba komprehensif perusahaan naik menjadi Rp 864,22 miliar dibandingkan Rp 627,86 miliar. Sementara ekuitas Perseroan meningkat 5,91% dengan total aset Rp4,59 triliun.
“Perusahaan akan tetap fokus untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas kebun yang sudah ada. Melalui strategi yang terukur dan cermat, kami optimis pertumbuhan bisnis Provident akan terus tumbuh secara optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang,” imbuh Devin
Tentang PT Provident Agro Tbk
Provident Agro dibentuk pada 2 November 2006, bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, dan merupakan perusahaan joint venture antara PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia. Perseroan pun resmi menjadi perusahaan terbuka sejak 2012.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs