Jakarta, Aktual.co —  Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, Rusia memiliki sebanyak 9.000 tentara dan 500 tank serta persenjataan berat di Ukraina Timur,

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mendesak Rusia untuk menarik pasukannya dan mematuhi rencana gencatan senjata. Sementara itu, terjadi peningkatan konflik antara pasukan Ukraina dengan pemberontak di timur.

“Solusinya sangat sederhana-berhenti memasok senjata, menarik pasukan dan menutup perbatasan,” katanya, demikian seperti dilansir dari AlJazeera.

“Jika Anda ingin membahas sesuatu yang berbeda, itu berarti Anda tidak untuk perdamaian, Anda untuk perang.”

Rusia berulangkali menyangkal pernyataan tentaranya berperang dengan pemberontak di daerah Donetsk dan Luhansk.

Perundingan untuk mengatasi krisis dijadwalkan dimulai di Berlin dalam waktu dekat. Menteri luar negeri dari Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman akan ikut serta dalam pertemuan di ibukota Jerman tersebut.

Pelaksana IMF, pada pertemuan di Davos bahwa pemerintahnya telah meminta lebih banyak dana.

“Presiden Poroshenko memberitahu saya hari ini bahwa pemerintah Ukraina telah meminta pengaturan multi-tahun dengan dana untuk menggantikan yang ada ‘Stand-By Arrangement’,” demikian dalam sebuah pernyataan.

Lagarde mengatakan, dewan IMF akan membahas permintaan, dan membuat jelas Ukraina harus melakukan reformasi ekonomi yang luas dan mendalam dengan imbalan kesepakatan apapun.

“Saya akan menyerahkan kepada dewan yang akan bersidang sesegera mungkin saya akan mengusulkan untuk mendukungnya.”

Lebih 4.800 orang tewas dan sekitar 1.200 orang lainnya melarikan diri sejak pemberontak menguasai sebagian daerah Luhansk dan Donetsk pada bulan April.

Hal ini terjadi setelah aneksasi Rusia terhadap semenanjung Krimea, Ukraina, di bulan Maret.

Berbicara pada ‘World Economic Forum’ di Davos, Swiss. Presiden Poroshenko mengatakan, pasukan Rusia di Ukraina Timur didukung persenjataan berat termasuk tank dan sistim artileri. (Laporan: Wisnu Yusep)

Artikel ini ditulis oleh: