Sementara, Radio Free Europe melansir Iran juga ingin meninggalkan dolar setelah terkena sejumlah sanksi baru terkait perjanjian nuklir yang telah diteken AS pada 2015 namun ditinggalkan pada era pemerintahan Presiden Donald Trump.

Selama ini, dolar menjadi mata uang utama untuk transaksi berbagai komoditas dunia seperti minyak, gas, dan tembaga.

“Baik Rusia dan Iran merupakan eksportir besar minyak, yang menjadi target dari sanksi AS,” begitu dilansir Radio Free Europe.

Sementara, Cina telah berupaya bertahun-tahun meninggalkan penggunaan dolar sebagai mata uang global. Apalagi, Cina sedang terlibat perang dengan AS dengan kedua negara masing-masing menaikkan tarif impor.

Mata uang yuan disebut-sebut sebagai alternatif pengganti dolar dalam perdagangan global.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara