Kupang, Aktual.com – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur Isyak Nuka menyebutkan, rute tol laut baru yang menghubungkan Surabaya-Kupang-Marauke menyinggahi sebanyak enam pelabuhan di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
“Enam pelabuhan singgah kapal tol laut ini yakni Pelabuhan Tenau, Wini, Atapupu, Waingapu, Reo, Labuan Bajo,” katanya di Kupang, Senin (20/9).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan pelabuhan persinggahan rute kapal tol laut baru yang menghubungkan Surabaya, Jawa Timur dengan Kupang, NTT, dan Marauke, Papua.
Layanan tol laut baru ini, kata dia telah dioperasikan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan per 15 September 2021 menggunakan kapal KM Kendhaga Nusantara 7.
Isyak Nuka menjelaskan layanan kapal tol laut ini bergerak membawa bahan-bahan kebutuhan masyarakat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Tenau Kota Kupang sebagai pelabuhan hub.
Selanjutnya, kapal bergerak ke Marauke melalui Pelabuhan Wini Kabupaten Timor Tengah Utara atau Pelabuhan Atapupu Kabupaten Belu.
Sementara rute sebaliknya dari Marauke akan menyinggahi kembali Pelabuhan Atapupu atau Pelabuhan Wini, Pelabuhan Tenau, kemudian ke Pelabuhan Waingapu Kabupaten Sumba Timur, Pelabuhan Reo Kabupaten Manggarai, Pelabuhan Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat dan seterusnya ke Surabaya.
Isyak Nuka mengajak berbagai elemen masyarakat NTT seperti pedagang, pembisnis, dan sebagainya agar memanfaatkan peluang dari hadirnya layanan tol laut ini untuk meningkatkan usaha ekonomi yang dimiliki.
Masyarakat, kata dia dipersilahkan mempersiapkan berbagai hasil bumi atau komoditi baik pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan. kerajinan tangan dan lainnya untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia bagian timur maupun ke Jawa.
“Kapal tol laut ini memang disiapkan pemerintah untuk membantu masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur,” katanya.
Ia mengaku optimistis kehadiran layanan tol laut ini akan meningkatkan aktivitas perdagangan antara NTT dengan Papua dan Jawa yang kemudian dapat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di NTT.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nusantara Network