” Sebagai contoh, menteri-menteri yang menangani perekonomian dalam pemerintahan Jokowi-JK saat ini bukanlah kader-kader PDI Perjuangan yang memiliki kapasitas sebagai ekonom kerakyatan. Mulai dari Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, BUMN, ESDM sampai Menko Perekonomian justru diberikan kepada orang-orang yang mayoritas selama 10 tahun terakhir mengabdi kepada SBY.

Begitu juga dengan kementerian yang langsung berurusan dengan kaum marhaen—basis tradisional PDI Perjuangan, yaitu Kementerian Tenaga Kerja, Kemendes dan Menteri Pertanian justru diserahkan ke kader dari partai lain. PDI Perjuangan hanya mengambil porsi kementerian yang sifatnya administrasi belaka, seperti Mendagari, Seskab dan MenkumHam. Lalu dimana korelasi hasil riset Megawati Institute dengan menteri-menteri yang saat ini dijabat oleh kader-kader PDI Perjuangan?” Ujar dia.

Seharusnya imbuh Firman, momentum saat ini, dimana mereka sebagai partai pemenang pemilu 2014, benar-benar memaksimalkan potensi-potensi yang mereka miliki untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang menjadi platform perjuangannya. Membuka ruang seluas-luasnya bagi ekonomi rakyat untuk berkembang sekaligus membatasi gerak laju dari oligarki ekonomi—bahkan memukul mundur–dengan berbagai kebijakan.

Mengembangkan koperasi-koperasi rakyat sebagai wujud ekonomi gotong-royong. Memfokuskan pembangunan infrastruktur hanya untuk memberi pondasi bagi ekonomi kerakyatan yang termaktub dalam Pasal 33 UUD 1945 untuk berkembang dan bersaing ditengah arus distrpution yang saat ini melanda dunia. Sehingga kedepan bangsa ini dapat dengan gagah menjadi bangsa yang berdikari seperti amanat Bung Karno.

“Memang benar jalan ini akan mendapatkan banyak hambatan, terutama dari para antek oligarki dan kaum neoliberalisme. Tapi apa yang ditakutkan selama di dukung rakyat? Seperti kata Bung Karno; Dimana-mana asal semangat berkobar dan bersatu, bisa menundukkan musuh yang hebat. Persatuan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya” pungkas Firman.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby