Beberapa mantan relawan Jokowi saat Pilpres 2014 berkumpul dalam diskusi "Mengupas Perubahan Arah Politik Anak Muda Jelang Pilpres 2019" di Seknas Prabowo-Sandi, Jakarta, Kamis (27/12). (AKTUAL/ TEUKU WILDAN)

Jakarta, Aktual.com – Sejumlah mantan relawan yang pernah mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 telah menarik dukungan mereka dalam Pilpres edisi kali ini.

Sejumlah mantan relawan pun diketahui berkumpul dalam diskusi yang diadakan di kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Jakarta, Kamis (27/12).

Dalam diskusi itu, tampak tiga orang yang pernah menjadi mantan pentolan relawan Jokowi saat Pilpres 2014, yaitu pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Syafti Hidayat, mantan Koordinasi Forum Diskusi Relawan Jokowi (Fordisi) Agung Nugroho dan mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Projo (DPD Projo) Sumatera Barat Budi Putra.

Saat ini, ketiganya telah tergabung dalam tim relawan pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebelumnya, Aktual pernah memberitakan relawan yang meninggalkan Jokowi. Kebanyakan dari mereka mengaku kecewa dengan kinerja Jokowi selama menjadi Presiden.

Dalam diskusi itu, Syafti mengungkapkan, banyaknya relawan yang bertobat dan beralih mendukung Prabowo karena Jokowi dianggap tidak berhasil memenuhi janji-janji Pilpres 2014 lalu.

“Kenapa sekarang pindah, karena janji politik diabaikan. Ekonomi susah,” ungkapnya dalam diskusi bertajuk “Mengupas Perubahan Arah Politik Anak Muda Jelang Pilpres 2019” di Seknas Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Kamis (27/12).

Pria yang akrab disapa Uchok ini mengakui, dulu dia berada di sisi Jokowi lantaran melihat sosook Jokowi sebagai pemimpin yang sangat sederhana.

Saat itu, ia mengharapkan jika kesederhanaan Jokowi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Tapi sekarang malah tambah mahal, listrik naik, dan lain-lain,” ujar Uchok.

Ia pun membeberkan evaluasi terhadap kekalahan Prabowo dalam Pilpres lalu. Menurutnya, Prabowo kalah karena tidak melakukan kampanye yang massive di media sosial.

Meskipun demikian, ia mengaku jika kekurangan tersebut telah diperbaiki pada saat ini.

“Dulu di Rumah Polonia setiap hari sibuk deklarasi. Sekarang harus diganti, jangan sibuk seremonial, kita harus sibukkan diri dengan sentuh rakyat,” kata pria yang menjabat Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini menyesalkan.

Ia menambahkan, masyarakat akan sangat menghargai jika relawan Prabowo-Sandi yang mendatangi mereka. Terlebih saat kondisi ekonomi yang susah seperti sekarang.

“Sahabat itu datang ketika kita sedang susah. Nah kita harus datang ke masyarakat kecil saat mereka susah,” ucapnya memberikan tips.

“Kan ada rumusnya, datangi rakyat, hidup dengan rakyat, rencanakan dengan rakyat dan menangkan dengan rakyat,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan