Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 71 warga negara asing (WNA) diketahui berada di Palu, Sulawesi Tengah, saat terjadi gempa yang disusul tsunami pada Jumat (28/9).

“Berdasarkan koordinasi dengan Kemlu, diperoleh data 71 warga asing yang berada di Palu saat gempa kemarin, dan langsung kami tindaklanjuti untuk dilakuka evakuasi,” kata Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dalam konferesi pers di Graha BNPB Jakarta Timur, Minggu.

Menurut Sutopo, dua orang dari WNA tersebut telah dievakuasi ke Jakarta menggunakan Pesawat Hercules milik TNI AU, yakni satu warga negara Singapura dan satu warga Begia.

WNA lainnya yang telah diketahui keberadaannya dan dalam kondisi aman, yakni  satu warga Jerman di Resort John Dive Donggala, 32 warga Thailand di Kota Palu, 21 warga China di Hotel Best Western Palu, dan 10 warga Vietnam yang saat ini sudah berada di Posko Bandara Mutiara Palu.

“Sepuluh warga Vietnam itu siap dievakuasi ke Jakarta menggunakan pesawat Herkules,” kata Sutopo.

Sedangkan lima WNA lain belum diketahui kondisinya, yakni satu warga Korea Selatan, tiga warga Prancis, dan satu warga Malaysia.

“Satu warga Korea Selatan itu diduga berada di Hotel Roa-Roa Palu yang kondisi bangunannya telah rata dengan tanah. Namun, masih perlu kami pastikan karena proses pencarian masih berlangsung,” kata Sutopo.

Juru Bicara BNPB tersebut menambahkan perkembangan terbaru bahwa daerah yang terdampak gempa dan tsunami bukan hanya Kota Palu dan Kabupaten Donggala, tetapi mencakup juga Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Buton.

“Hingga saat ini jaringan komunikasi hanya bisa di Palu, kabupaten lainya belum ada laporan mengenai dampak bencana karena komunikasi masih lumpuh dan listrik masih padam,” kata dia.

Sutopo menyampaikan bahwa Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah mengirim surat kawat ke pemimpin daerah di empat kabupaten/kota tersebut untuk segera menetapkan status tanggap darurat untuk memudahkan dan mempercepat akses penanganan bencana.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta