Jakarta, Aktual.com — Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, mengungkapkan keanehan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Gedung Pertamina Jakarta, Selasa (24/5) kemarin. Dalam FGD yang diikuti Komisi VII dengan Dirut Pertamina itu, satu-persatu meninggalkan ruangan.

Berikut pernyataan lengkap Adian dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis, (25/5).

Acara kemarin (Selasa, 24 Mei 2016) di Gedung Pertamina sesuai undangan yang diterima adalah undangan Pertamina untuk acara FGD terkait tata kelola migas antara Komisi VII dengan Dirut Pertamina, sebagaimana yang juga disampaikan sekretariat Komisi VII pada anggota Komisi VII.

Acara FGD yg sedianya dimulai pukul 13.00 WIB entah kenapa mundur selama 1,5 jam walaupun belasan anggota DPR sudah berkumpul. Acara dimulai pukul 14.30 WIB. Setelah sambutan pembuka acara dari Dirut dan Pimpinan Komisi VII berikutnya pertamina menyampaikan dua paparan termasuk paparan akademis.

Lucunya saat paparan dari Pertamina baik yang pertama maupun paparan kajian akademis, ruang acara perlahan lahan kosong. Dirut Pertamina entah untuk alasan apa pergi meninggalkan ruang acara dan diikuti oleh beberapa direksi.

Akibatnya ruang acara itu didominasi oleh anggota DPR RI Komisi VII dan staf-staf Komisi maupun staf anggota DPR. Hal ini mengundang protes dari anggota DPR RI antara lain dari PKS, Gerindra dan PDI Perjuangan.

Bagi anggota DPR Komisi VII seharusnya sesuai undangan acara FGD ini adalah FGD antara Komisi VII dengan Dirut Pertamina. Sehingga Dirut dan jajaran Direksi harusnya tetap hadir bersama Komisi VII diruangan.

Terlebih lagi banyak pertanyaan yang akan disampaikan anggota Komisi VII terkait tata kelola migas diantaranya misalnya benar tidaknya pemain migas Petral dan ISC adalah orang-orang yang sama atau bagaimana transparansi tata kelola migas, kesiapan cadangan migas jelang lebaran serta berbagai informasi lainnya yang perlu dikonfrontir.

Setelah hujan protes, akhirnya Dirut pertamina masuk kembali dalam ruangan. Namun demikian beberapa anggota Komisi VII sudah terlanjur kecewa karena apa yang dilakukan oleh Dirut sehingga suasana menjadi sangat tidak nyaman. Akhirnya acara ditutup oleh Dirut tanpa menjelaskan apalagi meminta maaf. Berikutnya anggota DPR kom VII meninggalkan ruangan.

Dari peristiwa tersebut terlihat Pertamina tidak menghormati acara yang dibuatnya dan tamu-tamu yang diundangnya yaitu anggota anggota DPR RI. Bisa dikatakan bahwa sikap tersebut adalah buah dari sikap arogan seolah Dirut Pertamina Full Power dan bisa berbuat sesuka sukanya.

Demikian penjelasan saya terkait peristiwa kemarin di Gedung Pertamina Gambir. Semoga bisa ikut meluruskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah peristiwa kemarin.

Hormat Saya
Adian Napitupulu, SH

Artikel ini ditulis oleh: