Jakarta, Aktual.com — Nyoman Astika 70 tahun, dibunuh dengan cara mengenaskan oleh lima orang tak dikenal. Nyoman merupakan transmigran asal Desa Gitgit, Kabupaten Buleleng dibunuh dengan cara dipenggal.
Kejadian pemenggalan itu, menurut Nyoman Adiana yang merupakan menantu Nyoman Astika, berawal ketika mertuanya itu akan melakukan persembahayangan Tilem (Bulan Mati) di rumah kecil di Pegunungan Baturiti.
Setibanya di tempat persembahayangan, mertuanya tiba-tiba didatangi lima orang dengan persenjataan lengkap, tas ransel dan kampak.
“Dua diantara mereka memegang tangan mertua perempuan saya (Made Kantri), dan sisanya menyandra mertua laki laki saya (Nyoman Astika),” kata dia sembari mengatakan apa yang disampaikan merupakan cerita dari mertua perempuannya, Selasa (15/9).
Setelah itu, sambung dia, mertua perempuan yang tangannya diikat itu melihat, bahwa salah satu pelaku mencuci golok yang berlumuran darah.
“Selang beberapa saat kemudian mertua perempuan dilepaskan dan dilihat mertua laki laki saya terlentang di tanah dekat pekarangan dengan keadaan terbunuh tanpa kepala. Para pelaku yang diduga teroris membunuh sanak keluarga kami dengan cara memenggal kepala hingga putus dan saat ini bagian kepala belum ditemukan.”
Setelah melakukan aksinya itu, pelaku pun sempat mengancam mertua perempuannya. Dia mengancam agar tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib dan masyarakat setempat.
“Mertua sempat ketakukan tetapi sekitar pukul 20.00 WITA memutuskan kabur dengan cara berlari ke Desa Gitgit Sari, lokasi pemukiman keluarga yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi pembunuhan tersebut,” kata dia.
Lebih lanjut, dia memaparkan, atas kejadian itu keesokan harinya, Senin (14/9), keluarga dibantu beberapa penduduk daerah setempat berjumlah lebih dari 30 orang berangkat ke lokasi pembunuhan untuk mengevakuasi mayat korban dan berusaha mencari bagian kepala yang hilang.
“Namun, pencarian kepala hingga hari ini masih nihil,” kata dia.
Adiana lebih jauh mengungkapkan, keluarga di daerah itu sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian Parigi Mautong. “Kami mendengar sudah dilaporkan dan saat ini pihak Kepolisian tengah mendalami kasus ini dan diduga terkait dengan kelompok teroris Santoso,” kata dia.
Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Buleleng mencatat tansmigran dari daerah setempat di Sulawesi yang terdaftar mulai 2007-2013 mencapai 556 orang yang terdiri 153 Kepala Keluarga (KK). Pada 2014 lalu, tidak ada pengiriman transmigran karena lokasi tidak sesuai.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu