Bangkok, Aktual.com – Ledakan bom termasuk di antara 23 serangan terkoordinasi pada Jumat, mengguncang Thailand Selatan yang mayoritas penduduknya Muslim. Insiden itu muncul hanya beberapa jam setelah Raja Maha Vajiralongkorn menandatangani Undang-undang Dasar baru sebagai langkah untuk mengakhiri kekuasaan militer.
Berdasarkan laporan Reuters, Sabtu (8/4) tidak ada korban di wilayah yang menjadi lokasi aksi serangan pemberontak yang telah terjadi selama puluhan tahun ini. Kelompok pemberontak tersebut sangat menentang rancangan Undang-undang Dasar baru itu pada jejak pendapat tahun lalu.
“Insiden itu bertujuan untuk menciptakan gangguan,” kata Pramote Prom-in, juru bicara pasukan keamanan wilayah sekitar.
“Mereka ingin menghancurkan kredibilitas pemerintah dan menciptakan ketakutan,” tambahnya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian aksi itu. Sementara pasukan keamanan mengatakan mereka belum bisa memastikan kelompok pemberontak mana yang harus disalahkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby