Aksi serangan itu tersebar di 19 distrik di wilayah selatan, yang berada di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat, dan provinsi terdekatnya, Songkhla.

“Sejumlah besar serangan terkoordinasi di wilayah yang tidak biasa. Rincian lengkap serangkaian peristiwa itu belum dapat dipastikan, namun berkisar pada ledakan bom pada 52 titik tiang listrik, yang memicu pemadaman listrik di daerah sekitar, hingga beberapa insiden pembakaran ban,” tambah Pramote.

Pada Kamis, raja Thailand menandatangani Undang-undang dasar baru yang didukung militer, satu langkah penting menuju pemilu yang menurut junta berkuasa akan memulihkan demokrasi setelah kudeta sukses ke-12 dalam 80 tahun terakhir.

Undang-undang dasar baru itu adalah yang ke-20 bagi negara Asia Tenggara tersebut sejak monarki absolut berakhir pada tahun 1932, dan para pengecam mengatakan undang-undang itu masih akan memberi para jenderal suara yang kuat atas politik Thailand.

Para pemilih di wilayah selatan Thailand itu kebanyakan menolak rancangan undang-undang dasar yang baru dalam jejak pendapat tahun lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby