Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj siap bersaing dengan siapapun dalam Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus mendatang.
“Kalau dipercaya muktamirin (peserta muktamar), saya siap, tapi saya tidak punya saingan, karena semua adalah teman,” kata dia di sela Halaqoh Majelis Alumni IPNU di Surabaya, Sabtu (6/6).
Menurut dia, posisi Ketua Umum PBNU sesungguhnya merupakan pengabdian, karena rasanya akan pantas bila ada persaingan dalam kekeluargaan pada rumah besar NU.
“Figur pemimpin NU itu harus kuat, tajam, dan tidak mudah hanyut globalisasi, bahkan kalau bisa minimal bertahan,” kata Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Sementara itu, Ketua Umum Presidium Pusat MA IPNU Dr H Hilmi Muhammadiyah menyatakan Majelis Alumni IPNU bersikap netral dalam Muktamar Ke-33 NU.
“Karena itu, kita tidak akan mendukung kandidat tertentu, tapi kami akan memberikan rekomendasi terkait kepemimpinan ulama dalam organisasi ulama (NU),” katanya.
IPNU dan alumninya sebagai kader NU berharap kepemimpinan NU ke depan merupakan tokoh dengan tiga kriteria yakni alim, tidak genit atau terlibat dalam politik praktis, dan teruji dalam kepengurusan NU-PBNU.
Dalam sarasehan pada Halaqoh Nasional itu, sejumlah alumni dari kalangan politikus lintas-partai, akademisi, dan profesi lainnya sempat terlontar perlunya IPNU mengantarkan kadernya untuk berkiprah dalam kepengurusan PBNU mendatang.
Selain itu, para alumni IPNU itu pun mengharapkan peserta muktama tidak perlu berdebat tentang mekanisme pemilihan, apakah AHWA (tak langsung) atau pemilihan langsung, hal terpenting adalah mekanisme apapun perlu dengan niat baik.
Dalam pertemuan itu juga disepakati optimalisasi peran Majelis Alumni IPNU dalam tiga peran yakni networking, optimalisasi potensi kader, dan pengayoman.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu