Said Didu: Penjualan Anak Perusahaan BUMN Harus Dikaji Secara Mendalam
Mantan Seamen BUMN, M Said Didu, saat menjadi pembicara diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, sabtu (7/10). Said mengingatkan terminologi menjual anak perusahaan BUMN bisa menimbulkan kecurigaan publik bahwa seakan-akan BUMN mau dijual untuk membiayai infrastruktur. Jika memang penjualan itu untuk biayai sejumlah pembangunan infrastruktur. Said menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang belum mendesak agar ditunda mengingat pertumbuhan ekonomi hanya lima persen atau meleset dari target tujuh persen. AKTUAL/Tino Oktaviano
Dari kiri ke kanan, Kadin Bidang BUMN, Kisnaraga Syarfuan, Mantan Seamen BUMN, M Said Didu, Moderator, Ichan Loulembah, Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali Dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Zakir Machmud saat menjadi pembicara diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, sabtu (7/10). Said mengingatkan terminologi menjual anak perusahaan BUMN bisa menimbulkan kecurigaan publik bahwa seakan-akan BUMN mau dijual untuk membiayai infrastruktur. Jika memang penjualan itu untuk biayai sejumlah pembangunan infrastruktur. Said menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang belum mendesak agar ditunda mengingat pertumbuhan ekonomi hanya lima persen atau meleset dari target tujuh persen. AKTUAL/Tino Oktaviano
Mantan Seamen BUMN, M Said Didu, saat menjadi pembicara diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, sabtu (7/10). Said mengingatkan terminologi menjual anak perusahaan BUMN bisa menimbulkan kecurigaan publik bahwa seakan-akan BUMN mau dijual untuk membiayai infrastruktur. Jika memang penjualan itu untuk biayai sejumlah pembangunan infrastruktur. Said menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang belum mendesak agar ditunda mengingat pertumbuhan ekonomi hanya lima persen atau meleset dari target tujuh persen. AKTUAL/Tino Oktaviano
Dari kiri ke kanan, Kadin Bidang BUMN, Kisnaraga Syarfuan, Mantan Seamen BUMN, M Said Didu, Moderator, Ichan Loulembah, Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali Dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Zakir Machmud saat menjadi pembicara diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, sabtu (7/10). Said mengingatkan terminologi menjual anak perusahaan BUMN bisa menimbulkan kecurigaan publik bahwa seakan-akan BUMN mau dijual untuk membiayai infrastruktur. Jika memang penjualan itu untuk biayai sejumlah pembangunan infrastruktur. Said menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang belum mendesak agar ditunda mengingat pertumbuhan ekonomi hanya lima persen atau meleset dari target tujuh persen. AKTUAL/Tino Oktaviano
Dari kiri ke kanan, Kadin Bidang BUMN, Kisnaraga Syarfuan, Mantan Seamen BUMN, M Said Didu, Moderator, Ichan Loulembah, Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali Dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Zakir Machmud saat menjadi pembicara diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, sabtu (7/10). Said mengingatkan terminologi menjual anak perusahaan BUMN bisa menimbulkan kecurigaan publik bahwa seakan-akan BUMN mau dijual untuk membiayai infrastruktur. Jika memang penjualan itu untuk biayai sejumlah pembangunan infrastruktur. Said menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang belum mendesak agar ditunda mengingat pertumbuhan ekonomi hanya lima persen atau meleset dari target tujuh persen. AKTUAL/Tino Oktaviano