Jakarta, Aktual.com — Lalat adalah serangga yang suka datang ketika Anda menghadirkan makanan atau minuman. Tak jarang, lalat masuk ke dalam sajian yang dihidangkan. Pada umumnya, makanan dan minuman yang sudah dihinggapi serangga ini akan dibuang atau disingkirkan oleh manusia.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW memerintahkan agar umatnya membenamkan lalat yang masuk ke minuman kemudian membuangnya. Pada hadis tersebut dijelaskan jika di salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang satunya ada obatnya (penyembuh).
Pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW, pengetahuan ini menjadi perdebatan, lantaran belum ada sains pendukung terhadap kebenaran perintah tersebut. Alasannya, lalat memang populer sebagai serangga yang cukup menjijikan apalagi jika bersentuhan dengan makanan atau minuman.
Namun demikian, setelah ribuan tahun berselang, pengetahuan dari Nabi Muhammad SAW ini dibuktikan secara ilmiah, tentunya dengan teknologi mutakhir yang sangat modern. Seorang peneliti sekaligus dokter dari Australia, Joan Clark melakukan penelitan tentang lalat serta membuktikan kebenaran yang diungkapkan Rasulullah SAW.
Dalam penelitiannya Joan menyimpulkan, bahwa pada permukaan tubuh lalat mengandung antibiotik yang dapat mengobati banyak penyakit. Hal ini lah yang membuat lalat terbebas dari penyakit yang banyak dibawanya sendiri.
Clark kembali menerangkan, setiap satu sayap lalat mengandung satu gen refilin. Gen ini memiliki fungsi pada industri dan kesehatan. Sebagai fungsi industri, gen refilin bermanfaat sebagai bahan elastis yang lebih kuat dari semua jenis karet di dunia.
Gen refilin mempunyai daya dorong dan daya tekan yang sangat kuat serta daya pental yang demikian dahsyat dan itu ada pada sayap seekor lalat dan serangga lain. Sedangkan, fungsi gen refilin sebagai penyembuh yaitu, untuk mengobati berbagai penyakit pada syaraf seperti syaraf arteri, pada syaraf – syaraf meina.
Di dalam penelitian yang sama terungkap, bahwa lalat bisa mengepakkan sayapnya hingga 400 kali setiap detiknya. Aktivitas tersebut terus dilakukan oleh lalat hingga berjam-jam dengan ritme kepakan yang sama.
Lalu, ilmuwan lain mengembangkan penelitian tentang lalat. Hasilnya menunjukkan fakta lebih rinci bahwa cara terbaik mengeluarkan zat antibiotik pada lalat adalah dengan cara mencelupkannya ke dalam air. Alasannya, zat antibiotik tersebut terutama terdapat pada permukaan luar tubuh dan sayapnya.
Di tempat yang berbeda, seorang dokter dari Rusia kemudian mengembangkan pengobatan baru dengan lalat. Sementara itu, Profesor Juan Alvarez Bravo dari Universitas Tokyo mengisyaratkan pengembangan pemanfaatan ekstrak lalat untuk pengobatan.
Dalam Fatawa Mu’ashirah, Syaikh Dr Yusur Qardhawi ketika menerangkan hadis lalat ini juga menguatkannya dengan hasil penelitian yang menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah SAW bahwa dalam sayap lalat terdapat obat untuk menetralisir penyakit yang terdapat pada sayapnya yang lain.
Begitu cerdasnya Rasulullah SAW, bila lalat jatuh di dalam minuman kalian, tenggelamkan lalat tersebut. Maksudnya yakni, gen-gen refilin yang ada di sayapnya itu supaya bertebaran di air pula hingga menjadikan airnya itu tersucikan daripada bakteri – bakteri yang ada pada sayap lainnya.
Manusia melihatnya dengan mikroskop dan selama puluhan tahun mereka menelitinya tapi Nabi Muhammad SAW sudah mengetahui di sayap lalat itu ada gen penyembuh, ada gen penyakit sampai butiran gen dan sel yang ada disayap lalat diketahui oleh Rasulullah Muhammad SAW atas petunjuk dari Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta segala sesuatu dan Maha Mengetahui akan seluk beluk ciptaanNya.
Artikel ini ditulis oleh: