Jakarta, Aktual.com — Berangkat dari visi untuk meningkatkan keterlibatan praktisi dunia minyak dan gas bumi (migas) dalam mencerdaskan bangsa dengan keterbukaan informasi, Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) menginisiasi program CSR Saka Mengajar.
Program yang dimulai sejak 2014 menyasar 37 lembaga pendidikan dasar setingkat SD/MI dan SMP/MTs. Sebanyak 37 sekolah di lokasi operasional Saka Indonesia ini terdiri dari 8 sekolah di Kecamatan Manyar dan 29 sekolah di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Saka Pangkah Limited yang berada di bawah payung Saka Energi Indonesia ini adalah operator blok migas Pangkah. Adapun Saka Energi adalah anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).
“Melalui Program Saka Mengajar, kami berkeinginan ada transfer ilmu pengetahuan untuk anak-anak, guru, dan sekolah-sekolah di sekitar wilayah operasi kami. Kami juga berharap karyawan Saka yang berkompetensi bisa berinteraksi langsung dan menjadi inspirasi bagi anak-anak. Semoga program ini bisa menjadi nilai tambah bagi Saka untuk turut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata GM Saka Indonesia Pangkah Limited Tumbur Parlindungan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (17/12).
Dikatakan lebih lanjut, aktivitas dilakukan antara lain distribusi media pembelajaran berupa flipchart, alat peraga miniatur fasilitas migas, serta pembagian buku Mengenal Lebih Dekat Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi. Sementara itu, sebanyak 45 guru telah mendapat dua program pelatihan.
Pelatihan pertama mengenai pengenalan materi, penerapan kurikulum muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup tentang sumber daya alam migas, dan pembuatan rencana pembelajaran. Kurikulum muatan lokal Program Saka Mengajar ini telah diresmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
Pada pelatihan kedua, guru mendapat materi pendalaman pengetahuan tentang sumber daya alam minyak dan gas bumi dari Petroleum Engineer Saka. Hingga kini, ribuan siswa telah mendapat materi pembelajaran tentang sumber daya alam minyak dan gas bumi, baik dari guru mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dan IPA maupun volunteer pengajar karyawan Saka.
Senior External Relation and Social Responsibility Saka Indonesia Pangkah Limited Subali menuturkan, sejumlah sekolah merasa senang karena ada perusahaan yang membangun relation dengan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
“Kami senang karena sekarang tahu asal-muasal minyak dan gas bumi. Nanti, saya ingin jadi insinyur perminyakan seperti pegawai Saka. Terima kasih, Saka,” ujar Moh Arif, siswa MTs Yasmu, Kecamatan Manyar.
Di tempat lain, Sri Andayani, guru SDN Manyarsidomukti, Kecamatan Manyar, menilai program tersebut sangat bermanfaat.
“Kami mendapat ilmu langsung dari pekerja industri migas. Ini pertama kalinya ada perusahaan berbagi ilmu untuk guru di sekitarnya. Kalau karyawan perusahaan saja peduli pendidikan, tentu ini menginspirasi kami untuk menjadi guru yang kreatif,” kata Sri.
“Saya sebagai kepala sekolah dan guru IPA, sangat terbantu dengan Program Saka Mengajar ini. Muatan lokalnya sangat mendukung kami terapkan di sekolah, terlebih Ujungpangkah sebagai daerah penghasil migas. Terima kasih atas CSR Saka,” ungkap Slamet, Kepala SDN Banyuurip 1, Kecamatan Ujungpangkah.
SCM Manager Saka Indonesia Pangkah Limited Gandy Budiman sebagai salah satu volunteer dari PGN Saka sekaligus trainer untuk para guru mengungkapkan pengalamannya dalam mengajar para siswa di Gresik. Gandy menuturkan, pengajar harus cerdas dan kreatif dalam mengajar agar bahasan mengenai migas dimengerti oleh anak-anak.
“Tadinya, cita-cita anak-anak kebanyakan guru, lalu ada pilot, dokter, dan lain-lain. Setelah kami mengajar, mereka mulai ada yang ingin menjadi ahli teknik perminyakan. Dengan menumbuhkan mimpi, kami ingin 10 atau 15 tahun lagi akan ada putra daerah menjadi engineer perminyakan di pertambangan daerahnya,” kata Gandy.
Sementara itu Ade Tuturoong, kendati berprofesi sebagai praktisi humas di SIPL yang sehari-hari menangani urusan kantor, ia merasa senang dapat berkontribusi sebagai guru tamu dan menikmati kebersamaan dengan para siswa yang terlihat bersemangat ketika berinteraksi. Sedangkan Nunik Triana, budget & cost controller mengaku awalnya grogi, tapi kemudian menemukan keasyikan tersendiri saat mengajar.
“Saka Mengajar mengingatkan kita tentang arti penting pendidikan,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka