Surabaya, Aktual.com – Salah seorang jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Joseph Sintar mengatakan jika pelaku dugaan bom bunuh diri yang ada di gereja tersebut beraksi saat pergantian jam Misa berlangsung yakni sekitar pukul 07.15 WIB.
“Tadi tadi pagi saat ikut jam misa yang pertama yakni pukul 05.30 WIB kemudian berakhir sekitar pukul 06.30 WIB, dan saya keluar untuk pulang,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu (13/5).
Ia mengemukakan, setelah perjalanan pulang dirinya kemudian mendapatkan kabar kalau terjadi ledakan di gereja tersebut, sehingga dirinya langsung balik lagi untuk melihat kondisi terbaru.
“Saat itu, memang pada saat kejadian terjadi diduga waktu pergantian jam misa, di mana pada jam pertama telah usai dan kemudian pada jam selanjutnya jemaat baru masuk ke dalam gereja,” tuturnya.
Dirinya menceritakan, waktu pelaksanaan misa memang dibagi beberapa kali sejak Sabtu malam sampai dengan Minggu setiap pekannya.
“Setiap sekali misa berlangsung biasanya terdapat sekitar dua ribu jemaat karena bangunan gereja yang dibuat bertingkat. Tetapi kalau pagi, jumlahnya lebih sedikit karena banyak diisi oleh orang tua saja,” ujarnya.
Sementara itu, seorang warga, Ahmad mengatakan kalau pada saat kejadian itu, getaran ledakan bom sempat terasa di rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.
“Saya kira itu suara trafo listrik yang meledak, karena di lokasi ini sudah beberapa kali kejadian trafo meledak. Tetapi, kok setelah itu banyak terdengar suara ambulans dan banyak warga keluar. Dan ternyata ledakan itu dari bom,” ujarnya.
Dirinya menceritakan, sejak kecil tinggal di lingkungan itu tidak pernah sekalipun terjadi tindakan yang meresahkan masyarakat, baik itu seperti pencurian atau juga tindakan lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby